Thursday, August 11, 2011

The Beast!

Chairil Anwar portrait. Photo: fataranaku.blogspot.com

Chairil Anwar adalah legenda sastra di negeri Indonesia.

Oke, karena saya ingin mengenlakan sang pujangga pada dunia, saya akan menulis dalam bahasa universal :D

Chairil Anwar is Indonesia foremost poet. He was born in Medan, July, 26, 1922. It is the same year when Jack Kourac was born. Yeah, maybe those who have free spirit were born in 20s :D

His parents got divorced and he moved to Jakarta after finishing high school.

The young Chairil Anwar get inspired by the work of W.H. Auden, Steinbeck, Ernest Hemingway, Nitsche, and many more.

It's not only literature that got this young poet, he also known for his particular interest to women. In some of his work, there are several girls mentioned such as Ida, Sri Ayati, Gadis Rasyid, Mirat, dan Roosmeini, but finally he married Hapsah. However, their marriage could not last long. It was only 7 months. Not so long after that, he died.

During his life, he created many of beautiful poems such as AKU and KRAWANG-BEKASI.

Chairil Anwar, died too young but it's fine so he would not feel sorrow more longer. Rest in peace Binatang Jalang. May your soul meet the 27 club :D





MODAL MADUL!

Saya tahu saya sudah tidak muda lagi.

Tapi tetap saja saya ingin bergaya.

Ceritanya, saya baru melihat grup geng saya di facebook, lalu, salah seorang reka geng saya memposting video tutorial memakai kerudung ala Hana Tajima Simpson.

Spontan, saya langsung tertarik buat mengunduh dan mencobanya. Bahkan sayapun dengan bangganya menunjukkan video itu pada teman saya: Indriani :D

Lalu, saya, dengan semangat perang badar yang berapi-api mencoba gaya si nona blasteran Jepun-Londo ini, tapi... it went all wrong!

GUA GA BISA!!

Dan inilah hasilnya:



Thursday, August 4, 2011

Penting! Tips Agar Tidak Haus Saat Puasa.


1. Saat sahur, usahakan tidak makan makanan berlemak, berminyak, atau bersantan. Makanan berminyak akan menimbulkan panas lebih di kerongkongan.

Selain itu harga minyak mahal cuy! Jadi tidak dianjurkan buka dengan minyak :D



2. Makan sayuran berkuah bening saat sahur. Selain segar dan tidak menimbulkan panas, kandungan airnya tinggi serta memberi banyak asupan vitamin yang baik untuk kebugaran tubuh.

Selain itu, sayuran mengandung serat yang lama dicerna oleh tubuh. Sehingga, rasa kenyang berlangsung lebih lama.

Harganyapun biasanya lebih murah dibanding daging-dagingan! Jadi, bagi siapa saja yang uang makannya belum turun, bisa makan dengan sayur sebanyak-banyaknya.

3. Jangan terlalu banyak meminum teh manis. Sebab, akan memicu produksi urin yang lebih dari biasanya.

Kalau lihat saya yang manis, boleh ajaaaa... muwahahahaha!

4. Mulailah berbuka puasa dengan minuman hangat untuk menghindari radang tenggorokan. Kalau langsung minum air dingin, saluran pencernaan akan ‘kaget’.

Oo.. saluran pencernaan bisa kaget juga ya? Baru tau saya.. Lain kali buka pake mercon ah, biar seru! hihi..

Wednesday, August 3, 2011

Stranger In My Own Home

Sudah tiga bulan aku tinggal sendiri.

Di sebuah kamar kosan kecil berukuran 3 kali 4 aku memulai hidup baruku. Berteman dengan orang-orang baru.
Dan kali ini, adalah kepulanganku yang ketiga ke rumah Ibu di Bandung.
Entah bagaimana, tiba-tiba aku merasa asing di rumah ini.
Aku merasa aku seharusnya tak ada di sini.

Semua sudah berubah.

Rumah Ibu terasa sangat bersih dan kamar-kamar jadi terlampau harum. Barang-barang bebas debu dan super kilap hingga aku takut kalau-kalau aku meninggalkan bekas jari setiap menyentuhnya.
Hanya dalam waktu tiga bulan, sehari di rumah ini membuatku bosan setengah mati.
Enthalah..

Mungkin aku ini anak yang paling tak berhati.

Tapi sumpah mati aku jemu dengan omelan Ibu pada Lilis, pembantu kami di rumah. Pada bisikan-bisikan serunya soal gosip para tetanggateranyarpadaku.
Aku muak dengan keluhan-keluhan kedua kakakku soal sakit ini itu yangdirasakannya.

Aku JENGAH!!

Ibu, maafkan aku karena JEMU. Aku tahu aku tak tahu malu. Tapi sungguh, hatiku sudah beku.

CABUTTT!!!

Ini adalah perjalananku yang pertama naik kereta, pulang kampung bersama seorang teman.
Namanya Panji.
Kami telah merencanakan perjalanan ini sejak seminggu yang lalu.
Orang-orang tahu aku bukan tipe pemberani yang punya nyali untuk membolos dari apapun.

Bahkan kakakkupun bertanya begini saat aku tiba-tiba mengabarinya aku akan pulang Hari ini:
Mbak Kris: “Maneh beneran arep pulang? Libur gitu? Kok Kamis-Kamis mulih?”
(Kamu beneran mau pulang? Libur gitu? Kok hari Kamis pulang?)
Aku: “Enggak. Aku mbolos!”
Mbak Kris: “Lah, numben wani!”
(Lah, numben berani!)

Yah, begitulah..
Keluargaku saja tahu betapa pengecutnya aku.
Tapi, aku punya alasan yang super kuat mengapa aku nekat ingin kabur ke Bandung.
Pertama, dan yang paling kuat adalah: SAYA TIDAK SUKA KELAS TV!!
Saya muak dengan ketidakpastian saat belajar dengan orang-orang dari TV. Sudah berkali-kali, saya dan kawan-kawan dikecewakan oleh jadwal-jadwal tak tentu. Belum lagi ulasan-ulasan dangkal soal penyombongan diri karir orang-orang tertentu.
Maaf, bukannya saya sok-sok-an protes atau apa, tapi saya sudah FED UP!!
Kedua, saya kangen dengan orang-orang yang saya cintai: ibu dan kawan-kawan lama saya.
Ketiga, saya butuh waktu untuk istirahat.
Keempat, saya ingin refreshing. Melupakan hal-hal buruk di Jakarta.

Oke, kembali ke kronologis membolos saya yang melibatkan KEBERANIAN itu.
Jadi, pada hari Kamis, saya dan Panji sudah sepakat untuk segera ke Stasiun Gambir tepat pukul 3.
Rencana sudah tersusun rapih. Tiket kereta api bisnis pp Jakarta-Bandung yang kami pesan kemarin sudah aman di dompet saya. Barang bawaanpun sudah siap.
Seperti biasa, orang-orang TV datang terlambat. Pukul 11 mereka baru masuk kelas. Memberi feedback seadanya soal pengambilan gambar reportase kami pada hari sebelumnya dan dengan gampangnya menyuruk kami keluar lagi untuk mengambil gambar-gambar yang kurang.
Karena dari awal kami sudah tidak suka, maka, tak satu kelompokpun yang rela beranjak.
Kami makanpun makan siang. Lalu main komputer sepuasnya.
Menjelang pukul 3, Panji memberi isyarat padaku untuk cabut dari kelas. Akupun segera menyambar ransel dan berpamitan pada satu dua orang yang cukup dekat denganku.

Kamipun setengah berlari menuruni tangga menuju pintu keluar.
Sial!
Tepat di depan pintu keluar, Sang Maestro sedang duduk santai menghisap rokok sambil mengobrol dengan seorang teman kami.
Melihat kami berdua keluar membawa tas, Sang Maestro menanyai kami mau pergi ke mana.
Kami bilang kami mau pulang.
Maestro melarang kami, tanggung, katanya. Tunggu sebentar lagi.
Dia sama sekali tak tahu, dalam sejarahnya yang panjang, kereta tak pernah mau menunggu dua siswa pembolos seperti kami.
Kamipun duduk tak tenang sambil sesekali mengecek jam tangan seolah dengan berbuat begitu waktu akan membeku.

Akhirnya, setelah penantian yang gelisah, orang-orang TV yang tadi pergi kembali, kali ini, entah mengapa, jumlah mereka berlipat ganda.
Tanpa menunggu lama, Panji segera beraksi.
Dia minta ijin untuk sembahyang. Aku, yang saraf kepekaannya tumpul malah menimpali agar kami sembahyang di SANA saja. Setelah momen kaku beberapa detik, aku meralat ucapanku: di atas saja! Iya, di sana!

Akhirnya kami berhasil LOLOS! Lari, pontang-panting ke luar. Naik bajaj, turun Gambir, membeli makan dan minum seadanya lalu mengirim pesan dan beberapa foto tentang kegemilangan kami pada kawan2 yang masih terjebak di dalam kelas bersama MEREKA! Haha!

Terinspirasi dari salah seorang teman yang menulis di blog-nya tentang SURAT CINTA yang dilayangkan padanya oleh beberapa teman SUSDAPE (Kursus Dasar Pewarta), saya juga ingin melakukan hal yang sama.
Surat cinta yang dimaksud di sini adalah feed back dari teman-teman yang telah bersama-sama mengikuti SUSDAPE selama hampir tiga bulan.

Saya mendapat 7 kertas feedback. Berikut isi surat tersebut dan pembelaan diri saya:
1. Aku suka kamu karena: LUCU DAN PINTAR
Aku harap kamu: JANGAN MINDER

Saya memang lucu tapi tidak pintar. Dan sering tidak pede, jadi terkesan minder.
Oke, setelah ini, mudah2an saya jadi lebih percaya dengan diri saya sendiri!
***************************************************************************
2. Aku suka kamu karena:BAIK, LUCU DAN PINTAR SERTA PANTANG MENYERAH
Aku harap kamu: DAPAT MELIHAT ORANG LAIN SECARA LEBIH DALAM DAN DEKAT AGAR TIDAK TERJADI SALAH PAHAM, DAN JANGAN HANYA IKUTI KATA ORANG LAIN

Saya, pantang menyerah??
Saya baru tahu! Hehe..

Soal melihat orang secara mendalam dan menngikuti kata orang lain.. saya tahu betul apa yang saya lakukan. Saya 25 tahun dan bisa memutuskan siapa-siapa yang patut saya dengar dan abaikan. Jadi, untuk sementara, harapan itu mungkin belum bisa saya wujudkan :p
***************************************************************************
3. Aku suka kamu karena: KAMU SERU, KEADAAN JADI RAME KLO ADA KAMU
Aku harap kamu: TETEP JADI IDA YANG PERIANG YA!

Wah! Saya merasa diri saya seperti petasan membaca feedback yang ini, SERU dan RAME!
Insy. Saya akan tetap riang!
***************************************************************************
4. Aku suka kamu karena: BAIK HATI, PEMAAF, HUMORIS, APA ADANYA
Aku harap kamu: KERENLAH...

Hihi.. saya tersipu2 sendiri membaca feedback ini, rasanya saya sangat sempurna bak malaikat tanpa cela 
***************************************************************************
5. Aku suka kamu karena:
-SELERA LAGUNYA OKE (BACA: SAMA)
-RAME
-BAIK, LEMBUT
Aku harap kamu:
-LEBIH PEDE
-LEBIH MANDIRI

Ooh, bahagianya! Baru pertama kali ada orang yang mengatakan selera musik saya oke.
Selama ini teman-teman saya menyebut selera musik saya AJAIB dan tak masuk akal, hihi..

Ya, saya memang merasa kurang mandiri. Kutukan anak bungsu -___-!
***************************************************************************
6. Aku suka kamu karena:
-KAMU ORANGNYA PERIANG
-POSITIVE THINKING BANGET
Aku harap kamu:
-BISA LEBIH INDEPENDEN DALAM MENGAMBIL SIKAP
-LEBIH PERCAYA SAMA KEMAMPUAN LUAR BIASA YANG KAMU PUNYA

I’m not a saint. Terkadang pikiran-pikiran buruk menghampiri isi kepala. Hanya saja, saya tidak mungkin memberi porsi lebih dari energi saya untuk terus bergelut dengan itu.

Kemampuan luar biasa? What is that, I wonder??? Hehe..
***************************************************************************
7. Aku suka kamu karena: BAIK HATI, TIDAK SOMBONG, RAJIN DAN TIDAK PELIT.. BETUL?
Aku harap kamu: JANGAN SERING KHAWATIR DA! SEMUA BISA DIOBROLKAN.. SPT GSM WAE..

Sering khawatir???
Hihi.. yeah, sulit untuk tidak khawatir di lingkungan-lingkungan baru, Kawan. Tapi oke, I’ll cope with that :D

SOLO CAMP!


Hari Minggu kemarin saya mengikuti acara outbound di suatu tempat di kota Bogor yang dingin. (Mungkin) sama seperti ke15 teman SUSDAPE lainnya, saya sangat antusias mengikuti acara itu.
Acara outbound itu diadakan untuk menyosialisasikan budaya perusahaan pada kami-kami calon pewarta baru.

Acara berlangsung lancar dan seru. Seperti layaknya acara outbound di mana saja, acara outbound kemarin bertujuan untuk membawa kami out of the boundaries. Pada awalnya, outbound terasa sangat membosankan karena kami terlalu lelah setelah perjalanan hampir 3 jam terkunci dalam bangku bus yang sempit. Sementara, coaches –nya tak pernah bisa berhenti menceramahi kami soal motivasi basi.

Selama outbound, kami manut-manut mengikuti hal-hal yang dianggap perlu dalam setiap ajang memotivasi diri seperti melakukan games2 penuh makna, solo camp, dan rafting. Semuanya merupakan yang pertama kalinya bagi saya.

Bagi saya, yang paling berkesan dalam seluruh rangkaian kegiatan itu adalah SOLO CAMP!! Seperti arti terjemahan harfiahnya, Solo Camp adalah kegiatan berkemping sendirian.
Menjelang pukul 1 dini hari, kami ber16 digiring untuk jalan berbaris-baris menggendong ransel besar berisi ponco loreng, matras karet untuk alas tidur, sebatang lilin, korek api, garam halus, sebungkus wafer dan perment mint. Kami juga dibekali sebuah amplop berisi lembar-lembar formulir untuk diisi.

Malam itu, satu persatu peserta dicabut dari barisan dan diperintahkan untuk mengambil posisi di sudut-sudut semak belukar yang gelap. Saya, kebagian sebuah tempat di bawah naungan pohon jati kurus di antara batang pisang. Mengerikan, memang!

Bulu kuduk saya langsung meremang saat membentangkan matras di atas rumput basah yang dingin. Sungguh, rasanya saya ingin buang air besar saking takutnya. Lalu, saya meneguhkan hati dan menebarkan garam secara serampangan sambil komat-kamit membaca doa yang saya sendiri tak tahu betul apa artinya. Saya menyalakan lilin, memakai ponco dan duduk diam, waspada.

Semenit, dua menit, alam begitu sunyi. Hanya ada degup jantung, erangan parau gagak, semilir angin malam, dan bulan sabit pucat yang menggantung di langit kelam. Entah bagaimana, tiba-tiba jiwa saya menjadi tenang. Seolah saya sudah menjadi bagian dari ekosistem semak itu sejak berpuluh tahun lalu.

Saat itu juga saya menyadari, saya sedang direngkuh oleh alam. Oh indahnya!