Monday, July 7, 2014

Friends too clingy and I'm too-so-not-like-confrontation

Sampai batas apa seorang atau sekelompok teman boleh mendobrak batasan-batasan hidup kita?

Pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan pribadi kita yang dibalut dengan nada mengadili lembut atas nama "kepedulian" untuk kemudian membicarakanmu di belakang, apakah itu wajar?

Pertemanan, menurut saya, bukanlah agen khusus yang harus tahu ini itu. Teman adalah orang yang tahu, dan seharusnya tahu tanpa diberi tahu, kapan temannya butuh privasi. Kalau tindakan fisik dengan mundur dari kelompok masih dirasa kurang eksplisit menyampaikan pesan itu, saya tidak tahu entah apa yang bisa..

Tidak selalu, bersama-sama itu membuat nyaman, dan menjadi terbuka untuk hal-hal tertentu kadang-kadang bukan pilihan yang mengenakkan.

Itu sebabnya, mungkin, saya menjadi seorang escapist (for some reason). Saya gak suka konfrontasi karena menurut saya itu malah jadi tanda bersetuju dengan apa pun yang dipikirkan orang tentang saya. The theory is, the more u defense ur self, the more u likely are as what they say about u.

Seorang teman yang openly declared dirinya tidak menyembah Tuhan mana pun pernah menasihati begini : "misterius adalah kekuatan. Jangan pernah serahkan hidupmu seperti buku yang halamannya terbuka mudah dikoyak-koyak"

Somehow, in spite of everything, gw sangat setuju dengan ucapannya.

Saya bukan tipe orang yang mau berprasangka mengait ngaitkan agama dengan moral, tapi kalau begini ceritanya, orang tidak beragama kok malah punya moral dan etis.

Sekarang, saya adalah daun musim gugur. Melayang ke sana ke mari ke mana arah angin berhembus, tapi enggan singgah di satu dahan atau sepetak permukaan bumi terlalu lama karena angin musim gugur masihlah begitu hangat.